Tuesday, June 17, 2008

IAFL Translation & Interpretation Services

Are you need translator? IAFL Translation & Interpretation Services , an Indian translation agency or Indian translation services company can help you to translate such as subtitling, DTP, etc in Indian and other languages. As a IAFL Translation & Interpretation Services providing translations of documents or written text in Indian and other languages such as India translations , India translation , Arabic translation , Farsi translation , Hindi translation , etc.

If you need to translate in short time, you can use this service because as a well-experienced in providing translations, IAFL Translation & Interpretation Services respond to 95% of all emails within 1 hour, accept and deliver by email, FTP, etc. If you need more information, you must visit this website at www.iaflindia.com. There, you will find their contact and more information.

Thursday, April 10, 2008

Faith Yang Gigih

Anjing betina itu diberi nama Faith. Dia lahir dengan cacat yang cukup serius dan dokter hewan pun tak dapat berbuat apa- apa selain memberi semangat dan membantu perkembangan Faith. Anjing campuran Chow Chow- Labrador ini lahir dengan hanya memiliki dua kaki belakang. Keluarga Stringfellow memungut Faith setelah seseorang mencampakannya. Dengan tekun. Jade Stringfellow merawat Faith dengan kasih sayang karena ia iangin membuktikan bahwa Faith pantas untuk Hidup.


Banyak orang yang menyarankan agar Jade membiarkan saja Faith terbaring karena ia tidak mungkin bisa berjalan hanya dengan sepasang kaki belakang saja. Tetapi setiap kali Jade memandang Faith, mata Faith seolah berkata agar Jade menolongnya. Dan Jade bertekad untuk menolong Faith, ia mau membuktikan bahwa Faith bisa beraktivitas seperti anjing normal lainnya. Faith pun tumbuh, dan dengan bantuan Jade ia belajar dengan berbagai cara untuk bisa berjalan dengan sepasang kaki belakangnya. Ketika berusia 3 bulan, Faith baru bisa berjalan terseok- seok karena ia belum mampu mengangkat dadanya. Jade kuatir bahwa dadanya akan lecet karena gesekan dengan lantai. Mengajari Faith berjalan bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi untunglah nafsu makannya besar sehingga ia kuat secara fisik. Karena Faith sangat suka selai kacang dan dia akan berusaha dengan cara apa saja untuk mendapatkannya, maka Jade memanfaatkan hal ini untuk mengajari Faith berdiri. Jadilah selai kacang sebagai umpan atau penyemangat bagi Fith untuk berdiri dan berjalan. Jade melatih Faith selama 8 bulan dan hasilnya sangat mengagumkan.


Faith kini bisa berjalan dan berdiri dengan sepasang kaki seperti manusia. Ia tumbuh sehat dan kuat, selalu menggoyangkan ekornya tanda bahagia dan ia menjadi sangat terkenal di seluruh Amerika. Faith dibawa tour keliling Amerika bahkan sipenyayang anjing Oprah Winfrey memastikan bahwa Faith akan masuk dalam Oprah Winfrey Show.


Kisah ini membuka mata kita untuk belajar bahwa sesuatu yang sering kita anggap sebagai penghalang baik itu berupa cacat atau kelemahan fisik, latar belakang pendidikan yang tidak memadai, keadaan sosial ekonomi keluarga, dll, ternyata bukanlah alasan untuk hidup di dalam keterpurukan. (diambil dari berbagai sumber-MS)

Tolong Kembalikan Tangan Ita

Gadis kecil berusia empat tahun itu sedang asyik mencoret- coret tanah di pekarangan rumahnya, sementara pembantu yang menjaganya sedang menjemur pakaian. Beberapa waktu kemudian, Ita si gadis kecil ini menemukan paku berkarat dan memakainya untuk menggambar. Kemudian Ita berjalan ke garasi dan mulai menggoreskan paku itu di sedan hitam yang baru dibeli papanya. Dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan sedan itu.


Sore harinya, ketika mama dan papanya pulang, dengan bangga Ita menarik tangan papanya untuk memperlihatkan hasil karyanya di garasi itu dengan cepat memompa emosi papanya dan karena lepas kendali papanya memukuli tangan Ita dengan mistar. “Ampun Pa…ampun Pa…,“ itulah jeritan yang keluar dari mulut Ita tapi jeritan itu tidak dihiraukan oleh papanya. Setelah merasa puas papanya berhenti dan menyuruh pembantu untuk mengurusi Ita yang baru saja didisiplin tanpa pembelaan sang mama.


Tangis yang panjang melelahkan Ita dan ia pun tertidur. Ketika pembantu memandikannya, dari awal sampai selesai mandi Ita menangis karena rasa perih di kedua tangannya. Ketika si pembantu memberitahukan majikannya, mereka hanya menyuruhnya untuk mengoleskan salep. Keesokan harinya mereka bekerja seperti biasanya, sementara tangan Ita mulai membengkak. Saat si pembantu menelepon nyonyanya, ia kembali diperintahkan untuk mengoleskan salep dan memberi obat demam. Hari berganti dan suhu badan itu mulai naik, namun kedua orang tuanya tidak serius mengobati tangan Ita sampai suatu hari suhu tubuh Ita sangat tinggi. Dengan panik mereka pun membawa Ita ke rumah sakit. Diagnosa dokter, Ita demam diakibatkan oleh luka- luka di tangannya. Setelah diopname selama satu minggu, akhirnya dengan berat hati dokter memberitahukan kondisi Ita. “Tangannya yang bernanah telah membusuk. Untuk menyelamatkan Ita maka kami harus mengamputasi tangannya.“ Dengan derai air mata dan penyesalan yang tak habisnya, Papa dan Mama Ita menandatangani surat persetujuan. Singkat cerita, Ita dioperasi dan setelah siuman dengan menahan rasa sakit di tangannya ia berkata, “Pa, Ita nggak akan nakal lagi. Ita sayang sama Papa, sama Mama, tapi Pa, tolong kembalikan tangan Ita. Kalau nggak pinjam aja Pa, Ita janji nggak akan mengulanginya, Ita nggak akan nakal lagi. Ayo Pa, kembalikan tangan Ita….“ Semua orang yang ada di ruangan itu membisu, hanya isak tangis dan derai air mata yang berbicara mewakili kesedihan dan penyesalan mereka.


Efek yang ditimbulkan oleh amarah dan kehilangan kendali adalah rasa sakit dan rasa bersalah. Dalam sebuah keluarga, kesalahan seorang anak berpotensi meningkatkan emosi orang tua, namun seharusnya orang tua mempersiapkan diri dengan penguasaan diri yang tinggi sehingga dapat mendidik anaknya tanpa meninggalkan luka-luka batin pada anaknya.(diambil dari berbagai sumber-MS)

Cepat Marah??…Eit, Tunggu Dulu…

Setelah lelah berperang, Jengis Khan, Raja Mongol yang termasyur itu memutuskan untuk berburu ke hutan bersama pejabat kerajaannya. Dengan membawa busur, panah, dan menunggangi kuda mereka memasuki hutan belantara. Di belakang mereka berbaris para pengawal yang membawa kawanan anjing pemburu. Rajawali milik raja yang sudah terlatih berburu pun ikut serta. Rajawali itu sangat membantu, jika raja memerintahkannya untuk terbang maka ia akan terbang ke udara, berkeliling mencari mangsa dan membawanya kepada raja. Rajawali itu juga berguna untuk menuntun raja pulang ke istana.

Mereka cukup lama menjelajahi hutan namun tidak menemukan hasil buruan yang banyak. Di tengah perjalanan bersama rajawali, raja sengaja memisahkan diri dan mengambil jalan menuju lembah yang terletak di antara dua gunung. Hari yang terik membuat raja kehausan dan ia memerintahkan rajawali untuk mencari jalan pintas menuju istana. Di perjalanan, raja menemukan tetesan air bening di bebatuan. Raja segera turun dari kudanya dan mengeluarkan cawan peraknya. Raja menampung tetesan demi tetesan dan tatkala ia hendak meneguk air yang menyegarkan itu, tiba-tiba terdengar suara menderu di udara. Seketika rajawali menukik dan memukul tangan rajasehingga air dalam cawan itu pun tumpah. Kemudian rajawali itu terbang kian kemari dan bertengger di bebatuan.

Raja mengambil cawannya dan kembali menampung air. Ketika ia akan meminumnya si rajawali kembali menumpahkannya. Melihat itu raja murka, sambil mengisi cawan ia menghunus pedangnya dan berkata, “Rajawali, ini peringatan terakhir untukmu!” Sesaat kemudian raja kembali ingin minum air yang sudah ditampungnya dan si rajawali melakukan hal yang sama. Dengan sekuat tenaga raja menebas tubuh rajawali dan seketika rajawali itu tergeletak mati di kakinya. Raja tidak memperdulikannya, ia mencari cawannya yang ternyata terjepit di antara dua batu yang tak terjangkau. Rasa haus kemudian membuat raja mendaki bebatuan yang terjal. Setelah bersusah payah akhirnya sampailah ia di telaga kecil, sumber tetesan air itu. Dahaga raja seolah sirna tatkala melihat seekor ular paling berbisa mati ternganga di dalam telaga. Hati raja sesak mengingat kematian rajawali yang berusaha keras menyelamatkannya. Raja menuruni bukit dan menggendong rajawali menuju istana, hati kecilnya menjerit, “Hari ini aku mendapat pelajaran yang menyedihkan, aku tidak akan melakukan sesuatu apa pun jika sedang marah!” (diambil dari berbagai sumber-MS)