Thursday, April 10, 2008

Integritas menghasilkan kepercayaan

Menjelang panen seorang pria menyewa tiga orang pemuda yang akan membantunya untuk mengumpulkan hasil ladangnya. Ketiga pemuda itu mengerjakan tugas- tugas mereka dengan baik dan setelah semuanya selesai mereka dipanggil untuk diberikan upah seperti yang telah dijanjikan. “Berapa yang harus saya bayar kepadamu John?“ tanyanya kepada pemuda yang pertama. “55 dolar Tuan,“ jawabnya dan pria itu menulis cek senilai 55 dolar untuknya. “Terima kasih atas jerih payahmu, John,“ katanya dengan hormat. “Berapa yang harus saya bayar kepadamu Michael?“ katanya kepada pemuda yang kedua. “Anda harus membayar 75 dolar Tuan,“ kata Michael. “Bagaimana caramu menghitung sampai jumlahnya setinggi itu ?“ “Begini Tuan, saya menghitung biaya sejak saya masuk ke dalam mobil untuk berangkat dan tiba di sini, ditambah dengan uang bensin dan makan.“ jawabnya. “Uang makan? Kan makanan sudah disediakan?“ tanya pria itu keheranan “Yap,“ jawabnya singkat. “O…begitu, kata pria itu sambil menuliskan cek senilai 75 dolar.

“Dan kau Nathan?“ lanjut pemilik ladang itu. “38 dolar 50 sen, Tuan,“ kata Nathan. Pria itu terdiam sejenak dan kemudian minta penjelasan. “Bagaimana kau bisa menghitung sampai jumlahnya bisa lebih rendah?“ “Saya tidak minta upah untuk waktu istirahat siang karena istri Tuan telah memasak dan menyiapkan makan siang. Saya tidak minta ongkos karena saya datang dengan menumpang mobil teman. Jadi upah saya cukup 38 dolar 50 sen,“ jawab Nathan. Pria itu pun menuliskan cek sebesar 100 dolar, memberikannya kepada Nathan kemudian menutup buku ceknya. Ia memandangi ketiga pemuda yang terdiam oleh perbuatannya. “Saya selalu membayar orang sesuai dengan nilainya. Di tempat asal saya, kami menyebutnya imbalan yang setimpal. Tinggi rendahnya nilai seseorang tercipta dari sikap orang itu sendiri,“ katanya menjelaskan besarnya pengaruh sikap hati di dalam pencapaian sesuatu.(diambil dari berbagai sumber-MS)

No comments: